- Hendaklah Anda mencarinya dengan segenap potensi baik itu fisik, intelegensi, material, moral, dan spiritual.
Imam
asy-Syafi’i menasehati muridnya dengan syairnya yang terkenal:
Saudaraku,
Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan 6 hal
Akan
kukabarkan kepadamu penjelasannya dengan rinci
Kecerdasan, Motivasi tinggi, Kesungguhan,
Bekal, Bimbingan guru, dan Waktu yang lama
- Hendaknya Anda selalu taslim yakni pasrah menerima & bersegera mengikuti ketika nampak kebenaran di hadapannya sekalipun terasa berat & berlawanan dengan apa yang telah Anda praktekkan selama ini.
Taslim adalah tanda pencari kebenaran sejati, yang mencarinya bukan
karena dunia atau kecocokan dengan dorongan keinginan kita. Sebagaimana orang-orang beriman ketika
diperintahkan sesuatu, maka mereka menjawab,
“Kami mendengar dan kami taat.”
(al-Baqarah:
285)
Mereka taat dalam
keadaan lapang & sempit, mereka tetap taat dalam keadaan senang & susah. Inilah keimanan sejati.
Ucapan ini muncul
karena orang-orang beriman memahami bahwa selalu ada kebenaran yang lolos dari
diri mereka karena saking banyaknya kebenaran & saking terbatasnya
kemampuan diri, sehingga mereka selalu membuka diri untuk kebenaran itu.
“Katakan: Sekiranya lautan dijadikan tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, tentu habislah lautan ini sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu.” (al-Kahfi: 109)
Sehingga Imam asy-Syafi’i
berkata,
“Hendaklah setiap
orang mempraktekkan Sunnah yang mereka ketahui karena pasti saja ada Sunnah
yang terlewat olehnya.”
- Hendaklah Anda tidak pernah berhenti mencarinya, hendaklah senang dengan pencarian hingga ke ujungnya.
‘Ujung’ bisa berarti
‘tempat’ yakni ujung dunia, atau bisa dimaknai sebagai ‘waktu’ yakni ujung
usia, atau bisa pula diartikan sebagai ‘hakikat’ berarti ujung pencarian alias
destinasi, dan ketiga-tiganya bisa saja masuk dalam kategori ini
sekaligus. Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata,
“Menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat.”
- Hendaklah Anda selalu meminta kepada Alloh agar menunjuki Anda menuju kebenaran.
Alloh telah
mengisahkan kepada kita tentang bagaimana usaha bapak kita, Bapak Ahli Tauhid
yakni Ibrohim ‘alaihi as-salam ketika dia mencari dengan sekuat kemampuan,
dia mencari kebenaran, mencari Tuhannya yang hakiki. Hingga dalam ujung usahanya, dia berkata,
“Sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku tentu aku termasuk orang-orang
yang sesat.” (al-An’am: 77)
Demikianlah bapak
kita, yang senantiasa lulus dalam ujian-ujian keimanan hingga mendapatkan
kedudukan tinggi di sisi Alloh dengan julukan kholilulloh ‘kekasih Alloh’, akan tetapi beliau
sangat takut menyalahi kebenaran, tidak merasa aman terhadap dirinya, hingga
kata-kata menjelang wafatnya beliau berkata,
“Jauhkan aku dan anak cucuku dari menyembah berhala.” (Ibrahim: 35)
- Hendaklah Anda menerapkan kebenaran yang telah diperoleh sekecil apapun itu, setelah jelas dan yakin kebenaran itu.
“Demikianlah (al-Qur-an
tidak diturunkan sekaligus) supaya Kami perkuat hatimu dengannya.”
(al-Furqan: 32)
- Hendaklah Anda meminta Alloh untuk menambah dan menambah petunjuk kepada kita.
Alloh telah
mewajibkan kepada kita untuk berdoa minimal 17 kali dalam sehari dalam setiap
roka’at sholat,
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” (al-Fatihah: 5)
Ketika kita sudah
ditunjuki, kita tetap diwajibkan untuk membacanya yang menunjukkan bahwa agar
kita senantiasa minta diberi tambahan petunjuk, petunjuk di atas petunjuk. Dan pahamilah bahwa manusia terkadang
belak-belok jalannya.
- Hendaklah Anda mendistribusikan kebenaran itu kepada orang lain semampu Anda lakukan: dengan benar, bijak, perkataan yang baik & cara yang tepat.
Ini adalah di
antara wujud kasih sayang terhadap sesamanya, ingin Saudaranya juga mendapatkan
kebahagiaan dari kebenaran itu, sama seperti yang telah kita dapatkan. Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak beriman
seseorang hingga mencintai Saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.”
(Diriwayatkan al-Bukhori & Muslim)
- Hendaklah Anda bersabar & tegar atas semua hal itu sampai maut menjemput.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr: 1-3)
Barangkali
muncul di dalam benak Anda pertanyaan semisal,
“Yang manakah
kebenaran?“
“Apa itu jalan yang lurus?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar