Pencarian
jalan di antara banyaknya pilihan jalan yang mengantarkan kepada tujuan yang
diharapkan seperti mencari jarum dalam jerami.
Proses yang berulang dalam usaha pencarian di kehidupan dunia hanya
mengenal 2 hal, yakni: trial and error.
Mencoba lalu gagal, coba lagi gagal lagi, coba dengan modifikasi tetap gagal,
demikian seterusnya hingga sukses, hampir sukses, atau masih gagal.
Gagal, rugi, atau
ungkapan negatif lainnya hakikatnya juga merupakan hasil dari usaha. Hanya saja kita tidak mengharapkan hasilnya
seperti itu. Harapan kita, hasilnya
adalah kesuksesan, dimana otak kita mencitrakannya dengan sesuatu yang positif &
penuh optimisme. Beda 2 hal itu terletak
dari bagaimana cara memandang hasil itu.
Padahal Kegagalan dari usaha Anda adalah hal yang terbaik yang diberikan
Allah kepada Anda. Sekalipun kita
membencinya di awalnya, kelak kita akan bahagia dengan pilihan Allah itu.
”Amat menakjubkan urusan orang mukmin itu. Sesungguhnya semua urusannya merupakan
kebaikan baginya. Dan kebaikan yang
demikian itu tidak didapatkan kecuali hanya untuk orang mukmin saja. Bila ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur
maka hal itu adalah baik baginya. Dan bila
ia ditimpa oleh bencana, ia bersabar maka hal ini pun baik baginya.”
(Diriwayatkan Muslim)
Dalam do’a shalat
istikharah yang diajarkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, akhir bunyinya adalah,
“Dan takdirkan
untukku yang lebih baik kemudian jadikan aku rela dengannya.”
(Diriwayatkan al-Bukhari)
Kegagalan-demi
kegagalan yang diperoleh di dunia yang dikarenakan usaha, atau karena kurangnya
usaha, atau karena tidak adanya usaha menjadi ibrah ‘pelajaran’ bagi
kita agar kita tidak gagal di akhirat karena di akhirat tidak mengenal 2 proses
yang berulang, hanya 1 kali trial di dunia, 1 kali error atau success. Trial di kehidupan dunia tidak bisa direvisi
atau di-rewind, error masuk neraka, success bisa diartikan
masuk Jannah.
Orang-orang Kafir
tidak memahami hakikat kehidupan dunia & akhirat sewaktu mereka hidup di
dunia sekalipun. Mereka berkata ketika naza’ ‘sekarat’ telah mereka rasakan,
“Wahai Rabb kami,
kembalikan aku ke dunia, agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah
aku tinggalkan.” (al-Mukminun: 99-100)
Mereka mengira bisa mencoba lagi
sebagaimana mereka melakukan trial and error berulang kali ketika di
dunia ketika mencari bisnis yang hoki, job yang cocok, atau pasangan yang jodoh.
Hendaklah seorang
mukmin mengambil pelajaran dari pengkhabaran Allah dalam al-Qur’an tentang
orang kafir dengan tidak menganggap remeh kegagalan dalam mencari kebenaran,
karena kegagalan dalam mendapatkan kebenaran bisa berakibat fatal di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar