Kamis, 27 Februari 2014

Satu Daur Proses yang Berulang


        Pencarian jalan di antara banyaknya pilihan jalan yang mengantarkan kepada tujuan yang diharapkan seperti mencari jarum dalam jerami.  Proses yang berulang dalam usaha pencarian di kehidupan dunia hanya mengenal 2 hal, yakni: trial and error.  Mencoba lalu gagal, coba lagi gagal lagi, coba dengan modifikasi tetap gagal, demikian seterusnya hingga sukses, hampir sukses, atau masih gagal. 
Gagal, rugi, atau ungkapan negatif lainnya hakikatnya juga merupakan hasil dari usaha.  Hanya saja kita tidak mengharapkan hasilnya seperti itu.  Harapan kita, hasilnya adalah kesuksesan, dimana otak kita mencitrakannya dengan sesuatu yang positif & penuh optimisme.  Beda 2 hal itu terletak dari bagaimana cara memandang hasil itu.  Padahal Kegagalan dari usaha Anda adalah hal yang terbaik yang diberikan Allah kepada Anda.  Sekalipun kita membencinya di awalnya, kelak kita akan bahagia dengan pilihan Allah itu.
”Amat menakjubkan urusan orang mukmin itu.  Sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan baginya.  Dan kebaikan yang demikian itu tidak didapatkan kecuali hanya untuk orang mukmin saja.  Bila ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur maka hal itu adalah baik baginya.  Dan bila ia ditimpa oleh bencana, ia bersabar maka hal ini pun baik baginya.”  (Diriwayatkan Muslim)
Dalam do’a shalat istikharah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akhir bunyinya adalah,
“Dan takdirkan untukku yang lebih baik kemudian jadikan aku rela dengannya.”  (Diriwayatkan al-Bukhari)
Kegagalan-demi kegagalan yang diperoleh di dunia yang dikarenakan usaha, atau karena kurangnya usaha, atau karena tidak adanya usaha menjadi ibrah ‘pelajaran’ bagi kita agar kita tidak gagal di akhirat karena di akhirat tidak mengenal 2 proses yang berulang, hanya 1 kali trial di dunia, 1 kali error atau success.  Trial di kehidupan dunia tidak bisa direvisi atau di-rewind, error masuk neraka, success bisa diartikan masuk Jannah. 
Orang-orang Kafir tidak memahami hakikat kehidupan dunia & akhirat sewaktu mereka hidup di dunia sekalipun.  Mereka berkata ketika naza’ ‘sekarat’ telah mereka rasakan,
“Wahai Rabb kami, kembalikan aku ke dunia, agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.”  (al-Mukminun: 99-100)
Mereka mengira bisa mencoba lagi sebagaimana mereka melakukan trial and error berulang kali ketika di dunia ketika mencari bisnis yang hoki, job yang cocok, atau pasangan yang jodoh.
Hendaklah seorang mukmin mengambil pelajaran dari pengkhabaran Allah dalam al-Qur’an tentang orang kafir dengan tidak menganggap remeh kegagalan dalam mencari kebenaran, karena kegagalan dalam mendapatkan kebenaran bisa berakibat fatal di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar